Mengenal Tradisi Omed-Omedan

Bali sudah terkenal memiliki berbagai tradisi yang unik dan menarik untuk disaksikan. Bahkan semakin banyak tradisi yang mulai dibuka untuk disaksikan oleh masyarakat umum, yang secara tidak langsung dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi Wisatawan yang datang. Pada hari-hari tertentu saat perayaan tradisi yang dibuka secara umum, wisatawan yang datang pun sering kali menjadi semakin banyak dibandingkan hari biasa, sehingga berdampak pada Bali Hotel yang penuh. Jika kalian ingin datang dan menyaksikan perayaan tradisi yang diselenggarakan di Bali, pastikan untuk memesan Bali Hotel jauh-jauh hari, agar mendapatkan sesuai dengan yang diinginkan.

Tradisi omed-omedanSalah satu tradisi yang sering menarik minat wisatawan yaitu Tradisi Omed-Omedan. Tradisi ini selalu digelar sehari setelah hari raya Nyepi.Tradisi ini juga dikenal dengan tradisi saling cium atau tarik menarik, karena pada tradisi ini laki-laki dan perempuan yang sudah cukup umur (sekitar 17 Tahun sampai 30 Tahun) akan di dekatkan untuk saling berpelukan dan berciuman.Pada Tahun 1970 tradisi ini sempat dihentikan karena dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan Bangsa Indonesia dan tidak semua masyarakat Sesetan Kaja menyukai tradisi ini. Namun tidak lama setelah itu terjadi perkelahian 2 ekor Babi di pelataran Pura, dan kemudian tiba-tiba menghilang begitu saja. Warga menganggap peristiwa tersebut merupakan pertanda buruk akibat dihentikannya tradisi ini, dan akhirnya memutuskan untuk tetap menggelar tradisi ini setiap tahun saat ngembak geni (menyalakan api pertama) sehari setelah Hari Raya Nyepi.

Tradisi ini dimulai dengan Sembahyang bersama yang diikuti oleh pemuda pemudi warga Banjar. Sesudah acara sembahyang bersama,maka akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok putra dan kelompok putri di pisahkan dan masing-masing membentuk sebuah barisan. Saat seorang sesepuh memberikan aba-aba, barulah kedua kelompok saling didekatkan hingga bertemu di satu titik. Saat bertemu inilah kedua pemuda dan pemudi ini saling tarik menarik, berpelukan bahkan berciuman. Peserta tidak boleh memilih peserta untuk menjadi pasangannya, karena mereka akan dipasangkan sesuai dengan urutan barisannya. Jika ada pria yang gagal mencium pasangannya maka akan disiram air oleh warga dan berlanjut ke pasangan selanjutnya. (Yv)