Tiang Sebagai Pondasi untuk Bangunan Bertingkat

Ketika berencana ingin mendirikan sebuah bangunan bertingkat, tentunya akan ada banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan. Dari mulai lokasi pendirian bangunan, berbagai perijinan, kontraktor dan arsitek yang akan membangun, alat berat dan spare part alat berat yang dibutuhkan, dan berbagai hal lainnya. Jika semua hal telah disiapkan, maka hal selanjutnya yang harus dipikirkan adalah mengenai proses pembangunannya.

tiang pancangUntuk pendirian bangunan bertingkat, akan dimulai dari persiapan lahan. Lahan yang akan digunakan untuk proyek akan dibersihkan dari berbagai hal yang akan mengganggu proses pembangunan. Untuk proses pembersihannya sendiri, akan menggunakan beberapa alat berat untuk pembangunan jalan raya, seperti bulldozer. Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan pembuatan pondasi. Pada gedung bertingkat, pondasinya tentulah harus lebih kuat daripada pondasi untuk rumah tinggal biasa. Hal ini wajar, karena pondasi ini akan menahan beban yang lebih berat. Karena itulah, pondasi yang digunakan untuk bangunan ini umumnya menggunakan pondasi tiang atau sering disebut sebagai tiang pancang.

Pada awalnya, tiang ini terbuat dari beton, besi dan kayu. Namun, karena saat ini banyak yang lebih mengutamakan kekuatan, sehingga tiang beton lebih banyak dipilih dibandingkan dengan tiang kayu. Untuk memasang tiang pancang ini juga bukanlah hal yang mudah, karena tidak bisa dilakukan secara manual. Untuk menancapkan tiang ini ke dalam tanah, digunakanlah alat berat yang berfungsi untuk memasang tiang pancang, diantaranya:

  • Drop hammer

Alat ini bekerja seperti palu, hanya saja berukuran sangat besar. Palu berat ini akan diletakkan pada ketinggian tertentu di atas tiang, dan kemudian akan dijatuhkan (drop) ke atas tiang. Proses ini berlangsung secara terus menerus, sehingga semakin lama tiang akan semakin masuk ke dalam tanah. Untuk menghindari kerusakan pada kepala tiang akibat benturan ini, maka akan dipasangkan sejenis top atau cap yang terbuat dari kayu pada bagian kepala tiang yang berfungsi sebagai penahan energi. Frekuensi jatuhnya palu ini dibatasi empat hingga delapan kali pada setiap menitnya.

  • Diesel hammer

Alat ini merupakan hammer yang paling sederhana bila dibandingkan dengan jenis hammer lainnya. Berbentuk silinder dengan piston atau ram yang berfungsi untuk menekan masuk tiang pancang. Pada saat bekerja, maka mesin diesel akan memberikan tekanan pada udara dalam silinder. Tekanan udara yang semakin bertambah inilah yang akan menggerakkan piston untuk memukul tiang pancang.

  • Hydraulic hammer

Pada hammer jenis ini, perbedaan tekanan pada cairan dalam alat inilah yang digunakan untuk memasang tiang pancang. Alat ini umumnya digunakan untuk memasang pondasi tiang baja H dan pondasi lempengan baja. Dibandingkan dengan hammer lainnya, hammer ini hanya mampu memasang tiang pancang yang berukuran lebih pendek.

Di Indonesia sendiri, drop hammer merupakan alat yang paling sering digunakan untuk proses pemasangan tiang pancang. (Vita)