Teladan Sukanto Tanoto Untuk Generasi Muda Indonesia
Meneladani orang yang tepat bisa menjadi cara bagi kaum muda untuk meraih kesuksesan. Salah satu yang bisa dijadikan teladan adalah sosok pengusaha Sukanto Tanoto. Lika-liku hidup dan perjuangannya dalam membesarkan Royal Golden Eagle (RGE) dapat memberi inspirasi positif.
Sukanto Tanoto lahir di Belawan pada 25 Desember 1949. Saat ini, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha tersukses di Indonesia. Julukan yang disandangnya, yakni Raja Sumber Daya. Predikat tersebut tidak lepas dari kesuksesannya dalam mengembangkan RGE.
Perusahaannya itu merupakan korporasi kelas internasional yang menaungi delapan perusahaan dengan ragam bidang bisnis berbeda. Royal Golden Eagle bergerak di sektor kelapa sawit, pulp dan kertas, selulosa khusus, serat viskosa, serta pengembangan energi minyak dan gas.
Reputasi RGE cukup gemilang. Asetnya mencapai lebih dari 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sudah begitu, daerah operasionalnya tidak hanya di dalam negeri. Perusahaan-perusahaan Sukanto Tanoto tersebar dari Asia Tenggara, Cina, India, bahkan sampai ke Brasil.
Keberadaan RGE juga menjadi berkah bagi masyarakat di sekitarnya. Di seluruh dunia, mereka mampu membuka lapangan kerja untuk sekitar 60 ribu karyawan. Hal tersebut menunjukkan manfaat besar dari perusahaannya.
Melihat skala bisnis yang tinggi tersebut, RGE jelas tidak bisa diremehkan. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa semuanya dibangun oleh Sukanto Tanoto dari nol. Bahkan, ia pun awalnya tidak punya modal besar untuk mengembangkannya.
Kisah hidup Sukanto Tanoto jauh dari ideal. Berasal dari sebuah keluarga sederhana, ia terpaksa putus sekolah untuk bekerja pada usia muda. Sejak tahun 1967, Sukanto Tanoto sudah bergelut dengan dunia usaha. Kala itu ia bekerja di usaha keluarga sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak.
Sejak saat itu, perjalanannya di dunia bisnis dimulai. Dari tidak paham apa-apa, Sukanto Tanoto semakin menyukainya. Hingga akhirnya ia mendirikan RGE pada 1973 dengan membuat pabrik kayu lapis.
Kini semuanya sudah menjadi sejarah besar. Perusahaan bentukannya telah menjadi raksasa korporasi sumber daya.
Perjalanan hidup Sukanto Tanoto bisa menjadi inspirasi. Dari bukan siapa-siapa, ia mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk sukses. Namun, bukan hal itu saja yang menjadikannya bisa diteladani. Dalam mengelola bisnisnya pun Sukanto Tanoto patut dicontoh.
Ia mencanangkan prinsip kerja khusus untuk RGE. Baginya kegiatan usaha harus melakukan yang baik bagi masyarakat, negara, iklim dan pelanggan. Dengan demikian, hal itu akan berujung ke hal baik bagi perusahaan. Inilah yang menjadi dasar kepedulian sosial yang tinggi di RGE.
Terkait hal tersebut, Sukanto Tanoto masih mau meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk kegiatan filantropi. Ia melakukannya dengan mendirikan Tanoto Foundation pada 1981. Sekarang yayasan sosial ini menjadi sarananya untuk mengembangkan potensi setiap individu dan memperbaiki taraf hidup dengan pendidikan berkualitas dan pemberdayaan masyarakat.
Sukanto Tanoto bisa seperti itu karena memiliki sejumlah karakter khusus. Menurut CEO Global Tanoto Foundation, Satrijo Tanudjojo, ada sembilan karakter yang ada dalam diri Sukanto Tanoto. Lebih rinci, karakter tersebut adalah sadar diri, bersemangat, memiliki integritas, belajar berkelanjutan, ulet dan berkarakter kuat, peduli sesama, memberdayakan sesama, inovatif, dan mempunyai semangat kewirausahaan.
“Sembilan karakter ini yang diinginkan oleh Bapak Sukanto Tanoto (untuk dimiliki generasi muda, Red.), agar generasi masa depan Indonesia memiliki kualitas, karakter, serta pola pikir yang kuat,” ujar Satrijo di Antaranews.com.
CONTOH NYATA
Karakter yang disebutkan di atas tidak hanya omong kosong. Sukanto Tanoto membuktikannya secara langsung. Dalam kehidupan, sebisa mungkin ia mempraktikkan karakter-karakter tersebut dengan nyata.
Banyak kisah dan perjuangan hidup yang menunjukkannya. Dimulai dari sadar diri dan bersemangat. Dua hal ini terlihat jelas di awal karier bisnisnya. Dulu Sukanto Tanoto sadar tidak punya kemampuan bisnis. Ia menyadari posisinya sebagai pemula. Namun, hal itu tidak membuatnya menyerah. Justru Sukanto Tanoto terpacu agar bisa mampu mengelola bisnis.
Pernah suatu ketika ia tidak paham mengenai seluk-beluk pemasangan AC dan pembuatan konstruksi rumah. Padahal, kala itu ia pernah mendapat kontrak pekerjaan dari perusahaan minyak pemerintah.
Dalam kondisi seperti itu, Sukanto Tanoto sadar diri terhadap kemampuannya yang kurang. Namun, ia bersemangat untuk belajar. Dirinya tak segan bertanya kepada siapa pun tentang seluk-beluknya. Bahkan, belajar ke karyawannya sendiri pun bukan hal memalukan baginya. Alhasil, hal tersebut membuatnya sukses menyelesaikan proyek dengan baik.
Terkait integritas, Sukanto Tanoto selalu memegang teguh, Begitu berjanji, semua akan ditepati. Sebab, kepercayaan merupakan dasar dari bisnis. Contohnya saat pernah menerima proyek pembuatan jalan di Aceh. Ada kesulitan yang dihadapi sehingga proyek terkendala molor dari jadwal.
Dalam kondisi seperti itu, Sukanto Tanoto tidak mau mengkhianati kepercayaan. Ia mencari beragam cara untuk menyelesaikannya. Sampai-sampai ia pun ikut tinggal dan bekerja di lokasi proyek. Hasilnya, pekerjaan bisa selesai sesuai waktu, sesudah Sukanto Tanoto memilih meminta bantuan tenaga ahli dari luar negeri.
Tentang keuletan, tidak usah ditanya. Beberapa kali ia sering mengalami masalah bisnis. Salah satunya ketika gagal dalam bisnis pulp dan kertas pertamanya di Sumatera Utara. Perusahaannya nyaris bangkrut. Namun, hal itu tidak menyebabkannya takut memulai lagi. Alhasil, ia menarik pelajaran dari kegagalan sebelumnya untuk mendirikan APRIL Group. Hasilnya kini perusahaannya tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Asia.
Sementara itu, berkaitan dengan inovasi, Sukanto Tanoto termasuk yang paling berani. Dulu ketika pihak lain di Indonesia belum berani berbisnis kelapa sawit, ia sudah mengambil risiko tersebut. Sesudah belajar dari Malaysia, ia membangun perkebunan di Indonesia. Kini RGE sudah memiliki Asian Agri dan Apical yang termasuk pemain besar di level global dalam industri tersebut.
Semangat untuk selalu belajar juga dimiliki. Ia tidak segan mengikuti beragam kursus bisnis secara rutin. Lalu, menekuni bidang baru pun bukan hal tabu baginya. Tidak aneh, di usia yang sudah matang, Sukanto Tanoto masih saja mampu mendirikan perusahan baru seperti Asia Pacific Rayon yang baru didirikan pada 2016 lalu.
Semua itu menghadirkan kesuksesan besar baginya. Namun, hal tersebut tidak membuatnya lupa terhadap sesama. Ia malah intens mengembangkan Tanoto Foundation yang aktif dalam bidang pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup.
Maklum saja, ada mimpi yang ingin digapainya. Sukanto Tanoto ingin rakyat Indonesia bisa benar-benar lepas dari jerat kemiskinan melalui pendidikan yang layak. Untuk itu, ia berusaha sebisa mungkin memberikan dukungan kepada masyarakat melalui Tanoto Foundation.
Tidak mengherankan, Sukanto Tanoto patut dijadikan teladan oleh generasi muda. Ia mampu membuktikan bahwa orang bisa meraih sukses dari keterbatasan. Memulai dari nol bukanlah halangan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Dengan mentalitas dan karakter yang tepat, semua tantangan tersebut terbukti bisa diatasi oleh Sukanto Tanoto.