Monumen Jalesveva Jayamahe, Lambang Kejayaan Laut Indonesia
Bagi kalian yang sering berkunjung atau mencari informasi seputar Kota Surabaya, pasti sudah tahu dong kalau di kota ini banyak sekali bangunan bersejarah. Baik bangunan yang memang didirikan pada masa penjajahan, ataupun bangunan yang sengaja didirikan untuk mengenang suatu peristiwa bersejarah. Hal ini wajar, mengingat banyaknya hal penting yang terjadi di kota ini pada masa penjajahan. Salah satunya adalah peristiwa yang terjadi pada salah satu Surabaya Hotel, yaitu Hotel Yamato. Melihat begitu banyaknya bangunan bersejarah di kota ini, maka wajarlah jika kota ini menjadi salah satu kota yang wajib dikunjungi oleh para pecinta sejarah.
Namun ternyata, banyak loh wisatawan yang justru melewatkan salah satu bangunan penting dan menjadi salah satu lambang kejayaan laut Indonesia. Bangunan ini bernama Monumen Jalesveva Jayamahe. Hmm, nama yang cukup asing dan sulit diucapkan yah. Akan tetapi, kalau kamu mengetahui tentang bangunan ini, dijamin kamu pasti akan langsung menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan utama saat berkunjung ke Surabaya.
Monumen yang berlokasi di kawasan Tanjung Perak ini, adalah sebuah bangunan berbentuk seorang komandan dengan pakaian Angkatan Darat Maritim Indonesia yang lengkap dengan pedangnya. Komandan ini tampak berdiri gagah sambil memandang jauh ke arah laut, seolah siap untuk menghadapi gelombang dan badai yang berasal dari laut. Tinggi bangunan ini sekitar 30,6 meter dan berdiri di atas bangunan yang memiliki tinggi sekitar 30 meter. Artinya, total tinggi hingga ke puncak monumen yaitu sekitar 60,6 meter. Dan untuk nama dari monumen ini sendiri, diambil dari motto angkatan laut, yaitu Jalesveva Jayamahe, yang artinya “di laut kita berjaya”.
Monumen ini pertama kali didirikan oleh pemimpin kepala staf TNI angkatan laut maritim Indonesia pada tahun 1993, dan kemudian dilanjutkan oleh Laksamana TNI Muhammad Arifin. Untuk rancangannya sendiri, diserahkan kepada seorang yang sudah profesional dan sangat terkenal, yaitu I Nyoman Nuarta. Keunikan lain dari monumen ini terletak pada fungsinya, yaitu sebagai mercusuar. Unik bukan? Jika biasanya kamu hanya melihat mercusuar adalah sebuah bangunan berbentuk lingkaran yang memanjang ke atas, kali ini mercusuarnya berbentuk sebuah monumen.
Sayangnya, karena tempat ini masih dijadikan sebagai pangkalan angkatan laut armada timur, menyebabkan tempat ini cukup sulit untuk dikunjungi oleh masyarakat umum. Setidaknya, kamu akan membutuhkan waktu untuk mengurus berbagai administrasi dan perizinan untuk dapat masuk ke dalamnya.
Sayang sekali, ya. Semoga saja, tempat ini segera dibuka untuk umum, jadi kamu dan para wisatawan lain bisa menikmati uniknya monumen ini.