Melihat Jejak Tsunami Aceh di Banda Aceh

Wisata sejarah merupakan salah satu aspek eskplorasi wilayah yang cukup banyak diminati oleh pelancong. Biasanya, wisata sejarah bakal terpenuhi bila pelancong mengunjungi museum ataupun monumen bersejarah terkait daerah tersebut. Nah, kalau kamu juga senang berwisata sejarah dan ingin memanfaatkan asuransi perjalanan dalam negeri barumu, berikut adalah spot wajib bagi kamu yang ingin melihat jejak-jejak Tsunami Aceh di tahun 2004 silam.

Museum Tsunami

Seperti namanya, Museum Tsunami merupakan gedung tempat pameran salah satu bencana alam terbesar sepanjang sejarah; Tsunami Aceh 2004. Melansir laman Good News From Indonesia, museum ini dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan diresmikan pada 27 Februari 2009 oleh Susilo Bambang Yudhoyono, presiden pada masa itu.

Bangunan yang menghabiskan dana Rp140 miliar ini memiliki desain konstruksi yang unik dan bermakna. Sebab, bila dilihat dari atas, Museum Tsunami tampak seperti gelombang tsunami, sedangkan bila dilihat dari depan, bangunan ini terlihat seperti kapal penyelamat dengan geladak yang luas. Dwimakna pada desain ini juga mengikuti dwifungsi pembangunan museum ini: sebagai tempat mengenang korban-korban Tsunami Aceh sekaligus lokasi perlindungan masyarakat Banda Aceh bila bencana alam kembali hadir di masa depan.

Museum Tsunami terdiri dari empat lantai dengan pola melingkar serta relief geometris di dinding-dindingnya. Tak ayal, memasuki lokasi ini seperti memasuki lorong waktu. Selepas melewati pintu masuk, kamu akan bertemu dengan lorong sempit bercahaya remang-remang serta dinding tinggi yang teraliri air. Section bernama ruang renungan ini dibuat untuk menggambarkan situasi yang dihadapi oleh korban-korban tatkala tsunami terjadi 16 tahun silam.

Usai melewati ruang renungan, kamu akan masuk ke memorial hill atau ruang kaca berbentuk silinder yang memajang nama-nama lebih dari seratus ribu korban jiwa Tsunami Aceh 2004. Di puncak ruang dengan cahaya remang ini, terdapat kaligrafi arab dengan tulisan ALLAH.

Meninggalkan memorial hill, kamu akan mendaki jalan landai hingga lantai dua. Di lantai ini, terdapat ruang multimedia yang berisi 22 alat peraga, 26 foto, dan 7 maket soal bencana alam dahsyat itu. Selain itu, di lantai 2 juga terdapat 4 ruang dimensi: “Tsunami Exhibition Room”, pre-tsunami, while tsunami, dan post-tsunami.

Lantai selanjutnya terdapat ruangan berbagai fasilitas, seperti ruang geologi, perpustakaan, musala, dan penjualan suvenir. Lantai terakhir, atau lantai 4, adalah ruang terbuka yang difungsikan sebagai tempat penyelamatan darurat bila musibah seperti tsunami kembali terjadi lagi di Banda Aceh. Meski begitu, lantai ini tidak dibuka untuk umum, ya. Jadi, kamu hanya bisa mengeksplor sampai lantai 3 saja.

Tertarik kunjungi tempat ini?