Bermain Ski di Slalom House
Rasanya belum lama ini Astana mencuri perhatian publik dengan pembangunan propertinya yang sangat animatik sekali. Gedung-gedung dibangun secara megah dengan mempertimbangkan sisi estetika sehingga Astana disebut-sebut sebagai the next Dubai dalam dunia arsitektur, meskipun mungkin bagi beberapa orang pembangunan properti Astana belum sehebat stadion bawah laut di Dubai. Pertumbuhan properti Astana yang sangat pesat sungguh mengingatkan kita dengan perkembangan properti Indonesia yang tak kalah pesatnya. Semoga, kemajuan Astana dalam bidang properti bisa membuat para developer di Indonesia menjadi semakin terpacu untuk mengembangkannya, ya!
Nah, menjelang musim dingin, Astana kembali mengejutkan publik dengan proyek ambisius yang terbilang out of the box. Dikabarkan bahwa Astana siap membangun sebuah lahan bermain ski yang berada di atas atap apartemen! Tentunya, hal ini sangat luar biasa hebat, ya, mengingat tempat bermain ski biasanya berada di lereng gunung.
Slalom House merupakan proyek apartemen yang digagas oleh pemain ski Shokhan Mataibekov yang juga tergabung dalam Persatuan Arsitek Kazakhstan. Bangunannya terdiri atas 21 lantai dengan ketinggian atap 326 meter. Di dalamnya, terdapat 421 unit kamar yang bisa disewa plus sebuah lift untuk membawa para pengunjung langsung ke atap gedung. Lift-nya sendiri merupakan sebuah lift panorama di mana para pengunjung bisa menikmati pemandangan khas kota Astana yang sangat menakjubkan.
Pembangunan Slalom House dikabarkan akan menghabiskan dana sebesar 70 juta dollar. Sebelumnya, desain Slalom House pertama kali diperkenalkan ke publik melalui acara World Architecture Festival (WAF) yang diselenggarakan di Singapura. Dari segi arsitektur, bangunan ini tidak ada bedanya dengan gedung apartemen biasa. Hanya saja, atap gedung yang biasa dijadikan rooftop atau tempat bersantai, disulap menjadi sebuah lahan permainan ski yang meluncur hingga ke bawah. Jadi, sambil bermain ski, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan langit Astana yang indah.
Dengan adanya bangunan ini, masyarakat Astana bisa menikmati olahraga musim dingin tanpa harus mengunjungi Pegunungan Alpen. Pasalnya, Mataibekov sebelumnya menyatakan bahwa masyarakat Astana harus menempuh perjalanan selama empat jam dengan menggunakan mobil untuk tiba ke lokasi ski terdekat. – Tr-