Apa yang Dimaksud dengan Bulimia?
Bulimia nervosa, atau yang biasa disebut bulimia, merupakan gangguan makan yang ditandai dengan ‘pesta makan’ (atau mengonsumsi makanan secara berlebihan dalam kurun yang singkat) kemudian ‘dikeluarkan’ kembali sebagai upaya untuk menghindari kenaikan berat badan.
Penyebab bulimia
Menurut laman verywell mind, penyebab utama bulimia masih belum diketahui hingga kini. Namun, para ahli kesehatan meyakini bahwa faktor biologis, bentuk tubuh yang kurang disenangi oleh diri sendiri, punya anggota keluarga dengan gangguan makan, terpengaruh media dan role model yang salah, pola pikir negatif, perilaku yang ditiru, juga trauma merupakan beberapa faktor utamanya.
Orang-orang dengan gangguan makan ini juga kerap kali memiliki kondisi kesehatan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), yang bersamaan dengan bulimia.
Cara mengenali gangguan makan ini
Mayoritas pengidap gangguan makan ini masih belum cukup terbuka dengan kondisi mereka. Pasalnya, mereka merasa malu atau bersalah atas perilakunya. Namun, gangguan makan ini dapat dikenali dengan gejala fisik seperti:
- mata merah,
- kapalan di punggung tangan,
- sembelit kronis (bagi mereka yang sering menggunakan obat pencahar),
- dehidrasi,
- sering sakit tenggorokan,
- sakit kepala,
- palpitasi jatung,
- kehilangan keseimbangan,
- sakit perut,
- pembengkakan tangan dan kaki,
- muntah darah, hingga
- gigi menguning, berbintik, atau membusuk.
Selain gejala fisik, orang yang mengidap bulimia juga bisanya memiliki gejala perubahan perilaku dan emosi, seperti:
- punya jadwal ‘pesta makan’,
- berambisi untuk berolahraga meski sedang sibuk dengan aktivitas lain,
- bukti ‘pesta makan’ semacam menyimpan makanan, mencuri makanan, dan makan dalam jumlah banyak,
- punya kebiasaan makan yang ekstrem (diet ketat lalu makan berlebihan),
- sering tampak kelelahan,
- sering pergi ke kamar mandi; terutama setelah makan,
- terlalu sering membicarakan soal diet, kalori, makanan, atau berat badan dalam pembahasan apa pun,
- mengonsumsi obat-obatan atau teh detoks sebagai upaya untuk menekan nafsu makan,
- menjauhkan diri dari teman, keluarga, dan aktivitas sehari-hari,
- depresi,
- kemarahan yang ekstrem,
- sangat kritis pada diri sendiri,
- susah mengendalikan diri sendiri,
- mood swing, sampai
- sering menuntut untuk disetujui–akan banyak hal.
Apakah gangguan makan ini bisa disembuhkan?
Menurut laman verywell mind, bulimia dapat diobati dengan perawatan-perawatan yang berfokus pada perubahan kebiasaan makan banyak dan mengeluarkannya kembali serta perubahan pola pikir yang negatif. Adapun bentuk perawatannya dapat berupa psikoterapi, obat-obatan yang dikonsumsi, hingga eduksi tentang nutrisi.
Jika Anda merasa atau melihat orang di sekitar Anda memiliki gejala bulimia, segeralah berkunjung ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hindarilah melakukan diagnosis mandiri, apalagi mengobati diri sendiri tanpa bantuan pihak profesional.