Tingkatkan Skill Dengan Teknologi VR
Apa yang pertama terpintas dalam benak Anda ketika mendengar VR atau Virtual Reality? Mungkin Anda akan langsung teringat dengan permainan simulasi yang membuat Anda merasa berada dalam sebuah situasi tertentu, sesuai dengan permainan yang sedang Anda mainkan. Hal tersebut memang benar, tetapi sebenarnya penggunaan VR tidak hanya terbatas pada permainan saja. Melainkan juga untuk pelatihan dengan VR yang mulai diterapkan beberapa bidang pendidikan maupun bisnis.
VR memang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan skill seseorang. Namun, bagaimana ya caranya? Berikut ini penjelasannya!
Sesuai dengan yang telah disebutkan di atas, VR akan memberikan sebuah simulasi pada user mengenai sebuah situasi. Gambaran simulasi akan tergantung pada program yang digunakan dan skill yang dibutuhkan untuk ditingkatkan.
Misalnya saja pada siswa yang sedang berusaha untuk melatih kemampuan public speaking, maka simulasi yang digunakan mungkin akan terlihat seperti siswa tersebut sedang berpidato atau menjadi pembawa seminar di depan banyak audience. Atau pelatihan yang bertujuan untuk mempersiapkan staff pelayan di sebuah restoran dalam menghadapi peak season agar dapat memberi pelayanan maksimal. Biasanya simulasinya akan dibuat seperti restoran yang dipenuhi oleh konsumen.
Penggunaan VR sebagai teknologi untuk pelatihan dianggap jauh lebih efektif dibandingkan dengan pelatihan manual. Misalnya seperti mengikuti seminar dan sejenisnya. Alasannya karena dengan adanya simulasi maka user akan benar-benar berinteraksi langsung dengan sebuah kondisi. Berbeda jika menggunakan pelatihan manual yang hanya didasarkan pada teori saja.
Tidak hanya itu, VR juga memungkinkan setiap user untuk saling berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan avatar. Program VR juga didesain agar situasi yang terjadi pada simulasi dapat berbeda pada setiap user tergantung pada respon user dalam menghadapi suatu kondisi.
Misalnya seperti VR pada restoran yang disebutkan di atas. Mungkin akan dimasukkan sebuah konflik dalam simulasi untuk melihat bagaimana user menangani masalah yang muncul. Misalnya dengan adanya tamu yang menuntut banyak hal pada pelayan. Apa yang terjadi selanjutnya dalam simulasi akan tergantung pada respon user dalam menghadapi tamu tersebut. Inilah yang membuat teknologi VR sangat efektif dalam mendukung sebuah pelatihan untuk meningkatkan skill.
Terlebih lagi, karena semua hanyalah simulasi maka tidak ada risiko yang terjadi ketika seseorang gagal menghadapi sebuah situasi. Misalnya untuk kasus di atas, ternyata user tidak mampu memenuhi ekspektasi konsumen dan akhirnya konsumen pergi. Dalam VR, kondisi seperti ini justru bisa dijadikan bahan evaluasi yang efektif untuk mencari penyelesaian yang lebih baik jika terjadi dalam dunia nyata nantinya.
Memang, teknologi VR membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pembuatan programnya dan penyediaan perangkat. Namun, hal tersebut tentunya akan sebanding dengan manfaat yang didapatkan!