Mengatasi Dampak Psikologis Anak Akibat Sering Ditinggal
Tuntutan hidup yang semakin berat, membuat siapapun harus pandai mengatur keuangannya agar dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Apalagi, bagi sebuah keluarga yang masih memiliki anak batita. Kebutuhan anak yang cukup tinggi saat ini, terkadang memaksa kedua orangtua anak tersebut untuk bekerja. Keputusan ini tentu saja akan memberi dampak Psikologi Anak, baik secara positif maupun negatif. Dampak psikologi ini, sebenarnya disadari oleh para orangtua yang memutuskan untuk tetap bekerja. Namun, tuntutan kebutuhan untuk anak serta biaya pendidikan anak nanti yang semakin hari semakin mahal, membuat orangtua terpaksa mengabaikan dampak psikologi ini.
Anak yang masih berada dalam rentang usia balita (< 5 tahun) masih sangat membutuhkan perhatian dari orangtua, khususnya perhatian dari ibu. Ketika sang ibu memutuskan untuk bekerja, tentulah ibu harus mencari seseorang yang bertanggungjawab menggantikan tugasnya merawat anak selama ibu bekerja. Orang yang menggantikan peran ibu ini harus dipilih dengan sangat hati-hati, karena dapat berperan penting dalam mengatasi masalah psikologi anak akibat sering ditinggal.
Figur pengganti ibu ini, akan berada bersama anak dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, mungkin bisa lebih lama dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan anak bersama ibunya. Karena itulah, figur pengganti ibu ini harus bisa membuat anak merasa nyaman berada di dekatnya. Anak yang ditinggal oleh orangtuanya, pada awalnya akan rewel dan mungkin memberontak. Hal ini adalah hal yang wajar. Namun, jika pengganti ibu ini mampu untuk sabar menghadapi anak, maka secara perlahan anak akan berhenti memberontak dan mau menerima kehadiran sosok baru ini.
Selain bersikap sabar, pengganti ibu ini harus mampu untuk memberikan pengertian pada anak mengenai kondisi orangtuanya yang terpaksa harus bekerja. Hal ini bukanlah hal yang mudah, karena anak pada usia balita masih sangat sulit untuk diberikan pengertian. Namun, dengan cara yang tepat, anak akan bisa mengerti dan memahami kondisi orangtuanya. Satu hal yang tidak kalah penting yaitu, pengganti ibu ini harus mampu membuat anak merasa nyaman di dekatnya, namun jangan sampai membuat anak merasa asing dan tidak kenal dengan orangtuanya.
Hal inilah yang seringkali terjadi pada anak yang dirawat oleh orang lain, dan bukan orangtuanya. Untuk mengatasi hal ini, peran aktif orangtua sangat dibutuhkan. Luangkan waktu sebanyak mungkin untuk anak di hari libur, dan sempatkan waktu untuk bermain dengan anak sesaat sebelum berangkat kerja dan sepulang kerja. Jika orangtua mengalami kesulitan dalam menghadapi dampak psikologi ini, orangtua juga bisa memanfaatkan sarana konsultasi anak yang banyak tersedia, baik secara online maupun offline. (Yv)