Seni Mengukir Buah
Selain dikonsumsi manfaat buah lainnya dapat dijadikan sebagai karya seni ditangan kreatif pengukir buah. Bahkan di beberapa negara mengukir buah adalah bagian dari kebudayaan. Di Thailand, seni mengukir buah disebut kai-sa-luk yang telah ada sejak 700 tahun yang lalu. Takut kebudayaan ini akan menghilang saat ini kai-sa-luk diajarkan di sekolah mulai dari kelas dasar sampai tingkat universitas. Sedangkan di Jepang disebut seni mukimono yang telah populer semenjak jaman Edo tahun 1600-1800.
Di Indonesia biasanya ukiran buah terlihat sebagai hiasan meja prasmanan acara perkawinan atau semacamnya. Namun di beberapa negara lainnya manfaat buah yang satu ini menjadi sebuah mode. Tahun 2008 pada Food Network Challenge, chef Ray Duey pemilik restoran Chef Ray Presents asal Kalifornia berpasangan dengan chef James Parker pemilik restaurant Veggy Art dari Kanada menciptakan mahakarya berlapis setinggi 2 meter yang menampilkan patung matahari menjulang di atas laut dihiasi dengan buah-buahan yang diukir membentuk peti harta karun dan kapal terdampar. Mahakarya tersebut diselesaikan selama 4 jam dan memenangkan medali emas serta uang tunai sebesar sepuluh ribu dolar Amerika.
Kompetisi sejenisnya semakin populer dengan kriteria penjurian yang semakin bertambah. Menurut Bill Sy, Direktur Departemen Seni Kuliner dari The International Culinary School yang juga sering berperan sebagai juri, ia menjelaskan bahwa penilaian dilihat dari tingkat kesulitan teknik, ragam dan jumlah buah yang digunakan, detail, kontras warna dan keseluruhan desain dari total presentasi untuk menentukan seorang pemenang.